BAB KETUJUH BERPIKIR


 


A.      Jenis, Tipe, dan Pola Berpikir

Ada berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan membagi menjadi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistic dan berpikir langsung. Berpikir autistic adalah proses berpikir yang sangat pribadi menggunaka simbo-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya adalah bermimpi. Berpikir langsung adalah berpikir untuk memecahkan masalah.

Menurut Kartini Kartono, ada enam pola berpikir, yaitu:

1.      Berpikir konkret

2.      Berpikir abstrak

3.      Berpikir klasifikatoris

4.      Berpikir analogis

5.      Berpikir ilmiah

6.      Berpikir pendek.

 

De Bono mengemukakan dua tipe berpikir, yaitu : (1) berpikir vertical, atau dikenal juga dengan nama berpikir konvergen yaitu tipe berpikir tradisional dan generative yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan. (2) berpikir lateral disebut juga berpikir dengan cara lain atau berpikir divergen, yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.

 

B.       Proses Berpikir

Proses berpikir dilakukan dengan menggukan bayangan dan bahasa. Bayangan yang digunakan dalam berpikir adalah abstraksi dan konstruksi berdasarkan informasi yang disimpan dalam long-term memory. Proses berpikir untuk menghadapi suatu persoalan atau tugas membutuhkan kedua tipe berpikir (divergen-konvergen). Fungsi divergen diperlukan untuk dapat menghasilkan kemungkinan jawaban sebanyak-banyaknya sehinggan perlu menerobos ke berbagai dimensi dan lintas sektoral, sementara pemikiran konvergen diperlukan untuk memberikan penilain secara kritis analitis terhadap hasil pemikiran divergen sehingga dicapai kebenaran.

Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kreatif kritis, mengkaji persoalan dari sisi kebermaknaan, dan kebenaran substansi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan bangsa dari sisi kebermaknaan dan kebenaran sunstansi. Proses berpikir dapat mengalami hambatan-hambatan. Walgito mengemukakan dua hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir, yaitu:

1.      Data yang kurang lengkap,sehingga masih banyak data lagi yang diperlukan.

2.      Adanya pertentangan data, sehingga membingungkan dalam proses belajar.

 

C.      Teori-teori Berpikir

Ada dua pendekatan teoritik, yaitu: pendekatan perkembangan dan pendekatan defisional. Plaget berpandangan bahwa dengan bertambahnya usia dan pengalaman, kemampuan berpikir anak-anak meningkat semakin anstrak dan logis. Karenannya, mereka dapat mengklasifikasikan segala sesuatu secara tepat dan menyusunnya.

Teori Vygotsky memiliki kesamaan dengan Plaget dalam hal perkembangan berpikir. Vygotsky mendefenisikan berpikir tingkat tinggi sebagai tingkat berpikir yang mengandung empat syarat, yaitu: (a) ada perubahan control dari lingkungan ke individu, (b) individu memiliki kesadaran untuk mengakses aktivitas kognitifnya, (c) aktivitas kognitif tersebut memiliki sumber social, (d) individu menggunakan symbol-simbol atau tanda-tanda untuk memernantarai aktivitas kognitif tersebut.

Bloom menggambarkan enam level pengetahuan yang terkenal dengan taksonomi bloom, yaitu:

1.      Level pengetahuan (knowledge)

2.      Level pemehaman (comprehension)

3.      Level aplikasi

4.      Level analisis

Memori mempunyai tiga funsi/proses yaitu: sandi, menyimpan dan menimbulkan kembali. Pada proses pengkodean input sensori diterima dan di transfer ke dalam sebuah bentuk atau kode yang dapat disimpan. Pada proses penyimpana, informasi yang telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur memori. Pada proses penimbulan kembali, informasi yang telah tersimpan berusaha untuk diakses kembali tatkala dibutuhkan.


No comments: