A.
Jenis, Tipe, dan Pola Berpikir
Ada berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan membagi menjadi dua
jenis berpikir, yaitu berpikir autistic dan berpikir langsung. Berpikir
autistic adalah proses berpikir yang sangat pribadi menggunaka simbo-simbol
dengan makna yang sangat pribadi, contohnya adalah bermimpi. Berpikir langsung
adalah berpikir untuk memecahkan masalah.
Menurut Kartini Kartono, ada enam pola berpikir, yaitu:
1.
Berpikir
konkret
2.
Berpikir
abstrak
3.
Berpikir
klasifikatoris
4.
Berpikir
analogis
5.
Berpikir
ilmiah
6.
Berpikir
pendek.
De Bono mengemukakan dua tipe berpikir, yaitu : (1) berpikir
vertical, atau dikenal juga dengan nama berpikir konvergen yaitu tipe berpikir
tradisional dan generative yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan
dan menggunakan hanya informasi yang relevan. (2) berpikir lateral disebut juga
berpikir dengan cara lain atau berpikir divergen, yaitu tipe berpikir selektif
dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir
tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevan atau
boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.
B.
Proses Berpikir
Proses berpikir dilakukan dengan menggukan bayangan dan bahasa.
Bayangan yang digunakan dalam berpikir adalah abstraksi dan konstruksi
berdasarkan informasi yang disimpan dalam long-term memory. Proses
berpikir untuk menghadapi suatu persoalan atau tugas membutuhkan kedua tipe
berpikir (divergen-konvergen). Fungsi divergen diperlukan untuk dapat menghasilkan
kemungkinan jawaban sebanyak-banyaknya sehinggan perlu menerobos ke berbagai
dimensi dan lintas sektoral, sementara pemikiran konvergen diperlukan untuk
memberikan penilain secara kritis analitis terhadap hasil pemikiran divergen
sehingga dicapai kebenaran.
Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kreatif kritis, mengkaji
persoalan dari sisi kebermaknaan, dan kebenaran substansi. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan bangsa dari sisi
kebermaknaan dan kebenaran sunstansi. Proses berpikir dapat mengalami
hambatan-hambatan. Walgito mengemukakan dua hambatan yang mungkin timbul dalam
proses berpikir, yaitu:
1.
Data
yang kurang lengkap,sehingga masih banyak data lagi yang diperlukan.
2.
Adanya
pertentangan data, sehingga membingungkan dalam proses belajar.
C.
Teori-teori Berpikir
Ada dua pendekatan teoritik, yaitu: pendekatan perkembangan dan
pendekatan defisional. Plaget berpandangan bahwa dengan bertambahnya usia dan
pengalaman, kemampuan berpikir anak-anak meningkat semakin anstrak dan logis.
Karenannya, mereka dapat mengklasifikasikan segala sesuatu secara tepat dan
menyusunnya.
Teori Vygotsky memiliki kesamaan dengan Plaget dalam hal
perkembangan berpikir. Vygotsky mendefenisikan berpikir tingkat tinggi
sebagai tingkat berpikir yang mengandung empat syarat, yaitu: (a) ada perubahan
control dari lingkungan ke individu, (b) individu memiliki kesadaran untuk
mengakses aktivitas kognitifnya, (c) aktivitas kognitif tersebut memiliki
sumber social, (d) individu menggunakan symbol-simbol atau tanda-tanda untuk
memernantarai aktivitas kognitif tersebut.
Bloom menggambarkan enam level pengetahuan yang terkenal dengan
taksonomi bloom, yaitu:
1. Level pengetahuan (knowledge)
2. Level pemehaman (comprehension)
3. Level aplikasi
4. Level analisis
Memori mempunyai tiga funsi/proses yaitu: sandi, menyimpan dan
menimbulkan kembali. Pada proses pengkodean input sensori diterima dan di
transfer ke dalam sebuah bentuk atau kode yang dapat disimpan. Pada proses
penyimpana, informasi yang telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur
memori. Pada proses penimbulan kembali, informasi yang telah tersimpan berusaha
untuk diakses kembali tatkala dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment