A.
Pendahuluan
Perbedaan individual diantara anak didik merupakan hal yang tidak
mungkin dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia
kecuali perbedaan itu sendiri. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai
orang perorangan atau perseorangan. Perbedaan dalam perbedaan individu menururt
Landgren menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun
psikologis.
Dilingkungan pendidikan,ditemukan perbedaan individual anak didik cukup
banyak, yang semuanya merupakan ciri kepribadian anak didik sebagai individu.
Suharsimi Arikunto melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani,
agama, intelektual, social, etika, dan estetika.
Diantara berbagai perbedaan individual yang dimiliki anak didik,
berikut akan dibahas beberapa aspek perbedaan, yaitu: biologis, psikologis,
inteligensi, bakat dan perbedaan individual lainnya.
B.
Perbedaan Biologis
Perbedaan biologis anak didik secara umum terkadang menimbulkan
perlakuan yang berbeda dari pendidik atau guru. Sebagian guru merupakan unsur
biologis dalam penilaiannya terhadap siswa. Hal ini sering menyebabkan guru
menjadi bersifat pilih kasih. Pada siswa yang secara “fisik” baik akan lebih
bersikap baik, sedang pada siswa yang secara fisik kurang menguntungkan
bersikap sebaliknya. Sikap membeda-bedakan ini pada akhirnya dapat berpengaruh
negative pada sikap siswa terhadap guru dan hasil belajarnya secara
keseluruhan.
C.
Perbedaan Psikologi
Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam, minat,
motivasi dan kepribadian. Ketiga faktor psikologis ini berkolaborasi positif
dengan hasil belajar yang dicapai. Anak yang memiliki minat dan motivasi yang
rendah sebaiknya dimasukkan kedalam kelompok anak yang memiliki minat dan
motivasi yang tinggi agar anak yang kurang termotivasi menjadi lebih
termotivasi. Dalam menempatkan anak yang pendiam, guru harus melihat apakah
dengan memasukkan ke dalam kelompok anak yang suka berbicara akan membuatnya
tambah pendiam ataukah membuatnya menjadi suka berbicara juga dan sebagainya.
D.
Perbedaan Bakat
Meski istilah bakat dan inteligensi sering digunakan dengan maksud
yang sama, namun bakat hanyalah salah satu karakteristik inteligensi. Para ahli
berbeda pendapat dalam mendefenisikan bakat. Menurut William B.Michael, bakat
merupakan kapasitas individu, atau potensi hipotetik, untuk memperoleh pola
perilaku tertentu terkait dengan kinerja tugas, yang sedikit sekali tergantung
pada latihan.
Meski para ahli berbeda pendapat tentang defenisi bakat, namun
mereka sepakat tentang pentingnya peran bakat dalam belajar. Sifat khas yang
bersumber pada bakat besar peranannya dalam proses belajar. Sudah menjad asumsi
umum bahwa seorang akan lebih berhasil kalau dai belajar dalam bidang yang
sesuai dengan bakatnya. Sayangnya, mengenal bakat seseorang itu bukanlah mudah.
Untuk mengenal bakat adalah tes yang dirancang untuk memprediksi potensi
belajar selanjutnya dan untuk mengukur
kemampuan umum yang dikembangkan dalam jangka waktu yang lama. Tes bakat
umumnya digunakan dalam seleksi dan tes penempatan, dan sangat berkolaborasi
dengan tes prestasi.
E.
Perbedaan Individual Lainnya
Perbedaan individual lainnya yang banyak diteliti oleh para ahli
adalah perbedaan jenis kelamin, perbedaan etnis, dan perbedaan kondisi ekonomi.
Ada empat teori yang menjelaskan perbedaan gender dalam kinerja kognitif,
yaitu:
1. Pandangan genetic/fisiologis yang menyatakan bahwa gen laki-laki
menentukan morfologi otak yang berbeda dengan gen perempuan.
2. Pandangan sosialisasi yang menyatakan bahwa perbedaan gender dalam
kinerja kognitif adalah dikarenakan nilai-niali yang melekat dalam masyarakat
yang disalurkan pada siswa oleh keluarga, teman sebaya, dan guru.
3. Pandangan differential course work/experience yang
disebabkan perbedaan pengalaman, dan perbedaan ini disebabkan perlakuan yang
diberikan secara berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan.
4. Pandangan proses kognitif yang menayatakan bahwa perbedaan tersebut
diakibatkan perbedaan pengetahuan danstrategi kognitif yang digunakan
(laki-laki lebih baik dari perempuan).
Perbedaan gender lebih banyak disoroti karena dianggap paling
banyak muncul dalam proses pembelajaran secara umum.
No comments:
Post a Comment