BAB IV || TUJUAN PENDIDIKAN


 

A.  Defenisi Pendidikan

Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :

a.       Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman,    hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

b.      Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari     penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

c.       Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang   diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah  setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.

d.      Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap  pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau  uatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.

 

B. TUJUAN PENDIDIKAN SECARA UMUM

1.   Tujuan Pendidikan Pancasila

Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945 maupun dalam GBHN dan Undang- Undang Kependidikan lainnya yang berlaku adalah tujuan normative GBHN 1983  merumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan tarhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan , mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

 

2.  Tujuan Umum Pendidikan Manusia

a. Hakikat manusia menurut Islam

Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.

Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi)

Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “

b.   Manusia Dalam Pandangan Islam

Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan

a.      Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”

b.      Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit,     dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia”.

c.       Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”

d.      Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :

“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.

e.       Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :

“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan  mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.

f.       Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :

“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa-pun.

 

Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :

“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”

 

2.      Manusia Sempurna Menurut Islam

1.      Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan

Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.

Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :

“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.

 

2.      Cerdas Serta PandaI

Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :

           1)      Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.

           2)      Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.

           3)      Rohani yang berkualitas tinggi.

Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam kalbu


3.      Tujuan Pendidikan Islam (Khusus)

Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :

 “ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.

Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.

Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.

      Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :

1        .Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan -kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

           2. individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya     pengalaman masyarakat.

 

        3.   Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,     sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.


     Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi

1.      Pembinaan akhlak.

2.      Menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.

3.      Penguasaan ilmu.

4.      Keterampilan bekerja dalam masyrakat.

     Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:

         1.    Tujuan k eagamaan.

         2.    Tujuan pengembangan akal dan akhlak.

         3.    Tujuan pengajaran kebudayaan.

         4.    Tujuan pembicaraan kepribadian.

 

     Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :

1.      Bahagia di dunia dan akhirat.

2.      Menghambakan diri kepada Allah.

3.      Memperkuat    keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.

4.      Akhlak mulia.

   2. Macam-macam Tujuan Pendidikan

           Macam-macam tujuan pendidikan menurut Langeveld sebagai berikut:

     1. Tujuan Umum

Tujuan umum ini sering disebut tujuan akhir, atau tujuan totalatau tujuan lengkap. Tujuan umum berarti tujuan total atau tujuan yang lengkap yaitutujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadapanak didik yaitu terwujudnya kedewasaan jasmani dan rohani.(Barnadib, 1989)Menurut Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan ituialah membentuk insan kamil atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973)Dengan demikian tujuan umum/akhir pendidikan ialahmembentuk insan kamil yaitu manusia yang dewasa jasmani danrohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis, agama danlain sebagainya.


     2.Tujuan Khusus 

Tujuan ini merupakan pengkhususan dari pada tujuan umum,karena untuk menuju kepada tujuan umum itu perlu adanyapengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasitertentu, misalnya disesuaikan dengan:

a.       Cita-cita pembangunan suatu masyarakat/bangsa.

b.      Tugas suatu badan atau lembaga pendidikan.

c.       Bakat dan kemampuan anak didik.

d.      Kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik. 

e.       Tingkat pendidikan, dan sebagainya. (Umar Tirtaraharja, dkk,2005:38-39) 

3.Tujuan Insidental/Seketika

Tujuan ini disebut tujuan seketika/insidental karena tujuan initimbul secara kebetulan, secara    mendadak dan hanya bersifatsesaat. Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat dapat  memberikanandil dalam pencapaian tujuan selanjutnya, karena melalui tujuan-tujuan seperti I ni dapat memberikan pengetahuan dan pengalamanlangsung yang erat hubungannya dengan  kehidupannya nanti dimasa yang akan datang.


    4.Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai si anakpada tiap fase perkembangan. Agar tujuan sementara ini dapattercapai dengan sebaik-baiknya maka pendidik harus mengetahuimasa peka yaitu masa dimana anak masanya/matang untukmempelajari sesuatu yang akan dicapai dengan tujuan tersebut. 


    5.Tujuan Tidak Lengkap

Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek pendidikanyang akan membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, sepertimisalnya aspek-aspek pendidikan yaitu kecerdasan, moral, sosial,keagamaan, estetika, dan sebagainya.


   
6.Tujuan Perantara/Intermedier

Tujuan perantara ini merupakan alat atau sarana untukmencapai tujuan-tujuan yang lain.Keenam tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapatdisederhanakan menjadi satu macam saja, yaitu “tujuan umum”dimana semua tujuan-tujuan (kelima tujuan yang lainnya) diarahkanuntuk pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu terbentuknyakehidupan sebagai insan kamil, sutu kehidupan dimana ketiga intihakikat manusia baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial danmakhluk susila/religious dapat terwujud secara harm.

      3. TUJUAN PENDIDIKAN  DAN PENGAJARAN DI INDONESIA

                   Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang     Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan itu, pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.

Sebagai organisasi yang berkedudukan di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar bertugas menjabarkan visi dan misi Kementerian Pendidikan Nasional di atas, baik saat perumusan dan atau pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan dasar. Dengan demikian, secara umum tujuan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar adalah Menjamin Terselenggaranya Layanan Pendidikan Dasar untuk Bangsa Indonesia secara Prima.

     Tujuan bagi pendidikan

·         Sebagai arah pendidikan

Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan,penyelewengan akan banyak terjadi,demikian pula kegiatan_kegiatannya pun tidak akan efisien.Dalam hal ini tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus di tempuh dari situasi sekarang kepada situasi  berikutnya.Sebagai contoh,guru yang berkjeinginan membentuk anak didiknya menjadi manusia yang cerdas,maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan  kecerdasan.

·         Tujuan sebagai titik akhir

Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya.Mungkin saja ada usaha yang terhenti di karenakan sesuatu kegagalan mencapai tujuan,namun usaha itu belum bisa di katakana telah berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.Misalnya,jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia,maka penekanannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.

·         Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain

Apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha,maka dasar ini merupakan titik tolaknya,dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fondamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.

Dengan demikian,antara dasar dan tujuan terbentanglah garis yang menunjukkannarah bergeraknya usahatersebut,serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tak dapat di pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.

·         Memberi nilai pada usaha yang di lakukan

 Dalam konteks usaha_usaha yang di lakukan,kadang_kadang di dapati tujuanya yang lebih luhur dan lebih mulia disbanding yang lainnya.Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai_nilai tertentu.

Pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju kea rah cita_cita tertentu,maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin di capai. Oleh karena itu tujuan tersebut tidak mungkin dapat di capai secara sekaligus,maka perlu di buat secara bertahap,misalnya tujuan umum,tujuan institusional,tujuan kurikuler dan tujuan instruksionalnya di tetapkan secara jelas dan terarah. Dengan adanya pendidikan orang akan mengenal ilmu pengetahuan dan mempunyai wawasan yang luas.dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.


No comments: