A. Defenisi Pendidikan
Definisi pendidikan menurut para ahli,
diantaranya adalah :
a. Menurut Juhn Dewey,
pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula
terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan
social. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
b.
Menurut
H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia.
c.
Menurut
Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior)
manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah
setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
d.
Menurut
M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah
setiap pergaulan yang terjadi antara
orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau uatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu
berlangsung.
B. TUJUAN PENDIDIKAN SECARA UMUM
1. Tujuan Pendidikan Pancasila
Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945
maupun dalam GBHN dan Undang- Undang Kependidikan lainnya yang berlaku adalah
tujuan normative GBHN 1983 merumuskan
tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan tarhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan ,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
2. Tujuan Umum Pendidikan Manusia.
a. Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk
(ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan
didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh
pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan
bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme),
sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi)
Manusia adalah makhluk
utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia
yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang
dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
b.
Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
a. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
b. Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat
yang dibikin manusia”.
c. Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”
d. Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka
apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan
apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
e. Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan
ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak
oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan
yang diberikan oleh mereka itu”.
f. Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya
binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang
pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia
mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka
Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka
sujudlah kalian kepada-Nya”
2. Manusia Sempurna Menurut Islam
1.
Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat
mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat
dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan
pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta
kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna,
yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki
untuk kehidupan.Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam
telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan
praktis dan latihan kejuruan. Mereka
menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan
petunjuk wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang
yang zalim itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
2.
Cerdas Serta PandaI
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta
pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan
cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan
dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
1)
Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
2)
Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
3)
Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani (tegasnya
kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena
kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap
oleh indera.Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam
ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang
mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an
tempatnya didalam kalbu
3. Tujuan Pendidikan Islam (Khusus)
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum
pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada
Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan
Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa
sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada
bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua
amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah.
Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat
mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1
.Tujuan
yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan
-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. individu dalam masyarakat,
perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai
kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan
akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut
Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:
1. Tujuan k
eagamaan.
2. Tujuan pengembangan
akal dan akhlak.
3.
Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. Menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat
keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
2. Macam-macam Tujuan Pendidikan
Macam-macam tujuan pendidikan
menurut Langeveld sebagai berikut:
1.
Tujuan Umum
Tujuan
umum ini sering disebut tujuan akhir, atau tujuan totalatau tujuan
lengkap. Tujuan umum berarti tujuan total atau tujuan yang lengkap
yaitutujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadapanak didik
yaitu terwujudnya kedewasaan jasmani dan rohani.(Barnadib, 1989)Menurut
Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan ituialah membentuk insan kamil
atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973)Dengan demikian tujuan umum/akhir
pendidikan ialahmembentuk insan kamil yaitu manusia yang dewasa jasmani
danrohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis, agama danlain
sebagainya.
2.Tujuan Khusus
Tujuan
ini merupakan pengkhususan dari pada tujuan umum,karena untuk menuju kepada
tujuan umum itu perlu adanyapengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan kondisi
dan situasitertentu, misalnya disesuaikan dengan:
a. Cita-cita pembangunan suatu masyarakat/bangsa.
b. Tugas suatu badan atau lembaga pendidikan.
c. Bakat dan kemampuan anak didik.
d. Kesanggupan-kesanggupan yang ada pada
pendidik.
e. Tingkat pendidikan, dan sebagainya. (Umar
Tirtaraharja, dkk,2005:38-39)
3.Tujuan
Insidental/Seketika
Tujuan
ini disebut tujuan seketika/insidental karena tujuan initimbul secara
kebetulan, secara mendadak dan hanya
bersifatsesaat. Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat dapat memberikanandil dalam pencapaian tujuan
selanjutnya, karena melalui tujuan-tujuan seperti I ni dapat memberikan
pengetahuan dan pengalamanlangsung yang erat hubungannya dengan kehidupannya nanti dimasa yang akan datang.
4.Tujuan Sementara
Tujuan
sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai si anakpada tiap fase
perkembangan. Agar tujuan sementara ini dapattercapai dengan sebaik-baiknya
maka pendidik harus mengetahuimasa peka yaitu masa dimana anak masanya/matang
untukmempelajari sesuatu yang akan dicapai dengan tujuan tersebut.
5.Tujuan Tidak Lengkap
Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek
pendidikanyang akan membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, sepertimisalnya
aspek-aspek pendidikan yaitu kecerdasan, moral, sosial,keagamaan, estetika, dan
sebagainya.
6.Tujuan Perantara/Intermedier
Tujuan
perantara ini merupakan alat atau sarana untukmencapai tujuan-tujuan yang
lain.Keenam tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapatdisederhanakan
menjadi satu macam saja, yaitu “tujuan umum”dimana semua tujuan-tujuan (kelima
tujuan yang lainnya) diarahkanuntuk pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu
terbentuknyakehidupan sebagai insan kamil, sutu kehidupan dimana ketiga
intihakikat manusia baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial danmakhluk
susila/religious dapat terwujud secara harm.
3. TUJUAN
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI INDONESIA
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sejalan dengan itu, pada periode
2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi Terselenggaranya
Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas
Komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas
spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.
Untuk mewujudkan visi tersebut,
Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima
(5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan
pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan
memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan.
Sebagai organisasi yang
berkedudukan di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar bertugas menjabarkan visi dan misi Kementerian Pendidikan
Nasional di atas, baik saat perumusan dan atau pelaksanaan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang pendidikan dasar. Dengan demikian, secara umum
tujuan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar adalah Menjamin Terselenggaranya
Layanan Pendidikan Dasar untuk Bangsa Indonesia secara Prima.
Tujuan
bagi pendidikan
·
Sebagai
arah pendidikan
Tanpa
adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan,penyelewengan akan
banyak terjadi,demikian pula kegiatan_kegiatannya pun tidak akan efisien.Dalam hal
ini tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,sedangkan arah tadi
menunjukkan jalan yang harus di tempuh dari situasi sekarang kepada
situasi berikutnya.Sebagai contoh,guru
yang berkjeinginan membentuk anak didiknya menjadi manusia yang cerdas,maka
arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat
mengembangkan kecerdasan.
·
Tujuan
sebagai titik akhir
Suatu
usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya.Mungkin saja
ada usaha yang terhenti di karenakan sesuatu kegagalan mencapai tujuan,namun
usaha itu belum bisa di katakana telah berakhir jika tujuan akhirnya telah
tercapai.Misalnya,jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi
manusia yang berakhlak mulia,maka penekanannya di sini adalah deskripsi tentang
pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.
·
Tujuan
sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain
Apabila
tujuan merupakan titik akhir dari usaha,maka dasar ini merupakan titik
tolaknya,dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fondamen yang menjadi alas
permulaan setiap usaha.
Dengan
demikian,antara dasar dan tujuan terbentanglah garis yang menunjukkannarah
bergeraknya usahatersebut,serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu
kesatuan yang tak dapat di pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
·
Memberi
nilai pada usaha yang di lakukan
Dalam konteks usaha_usaha yang di
lakukan,kadang_kadang di dapati tujuanya yang lebih luhur dan lebih mulia disbanding
yang lainnya.Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai_nilai tertentu.
Pendidikan merupakan
bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju kea rah cita_cita tertentu,maka
yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan
yang ingin di capai. Oleh karena itu tujuan tersebut tidak mungkin dapat di
capai secara sekaligus,maka perlu di buat secara bertahap,misalnya tujuan
umum,tujuan institusional,tujuan kurikuler dan tujuan instruksionalnya di
tetapkan secara jelas dan terarah. Dengan adanya pendidikan orang akan mengenal
ilmu pengetahuan dan mempunyai wawasan yang luas.dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
No comments:
Post a Comment