Upaya Teraphi Masalah Melakui Konseling


        Upaya teraphi masalah melalui konseling dapat dilakukan dalam rangka penerapan salah satu Kegiatan Bimbingan program semesteran,  program tahunan, maupun program dadakan atau disebut juga insidentil/insidental.
       Konseling itu kembali diperjelas adalah sebagai salah satu upaya untuk memberi pencerahan, memberi cemeti pada siswa yang bermasalah khusus atau disebut juga Kasus Pribadi. Kasus Pribadi itu dalam arti cuma terjadi pada diri seseorang, namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada sekelompok siswa yang terjadi pada waktu bersamaan dan apa yang dialami mereka dapat dikatakan sama modelnya atau modusnya.
       Dilaksanakannya kegiatan Konseling pada seseorang siswa atau pada suatu anggota masyarakatharus memperhatikan terlebih dahulu:
* Bila mana suatu kasus telah terjadi pada seseorang siswa/anak dan bukanlah masalah yang sifatnya dangkal atau sederhana
* Masalah itu sebagusnya dilaporkan yang bersangkutan kepada Petugas Bimbingan ataupun  melalui Wali Kelas, melalui Guru, atau juga dari Orang tua maupun anggota masyaraka*
* Kasus harus ditangani dalam suatu ruangan khusus yang menyejukkan, sehingga klien merasa nyaman di dalam dan terhindar dari rasa was was yang  ungkin terjadi suatu peristiwa yang lebih buruk.
* Setiap kasus atau  masalah khusus harus ditangani oleh Petugas/Tenaga Profesional seperti Guru BK, Psikolog, ataupun Phisikhiater.
      Dalam hal keadaan darurat dimana pada suatu sekolah tidak ada atau belum ada Guru BK, maka Guru yang lainpun boleh  menanganinya bila ada penyerahan wewenang dari Kepala Sekolah atau Madrasah.
     Sekolah negeri di daerah semi perkotaan saat sekarang ini sudah memiliki Guru BK dari alumni Perguruan Tinggi namun masih bisa dijalankan oleh Guru Non BK sepanjang sudah pwrnah mendapat latihan khusus tentang Bimbingan Konseling.
     Sebagai calon guru atau calon pendidik profesional, maka berikut ini diberikan pengetahuan dasar pemberian Konseling agar kadang bisa menangani secara darurat kasus kasus yang terlantar atau diterlantarkan suatu institusi.
A. Penerimaan Awal
 Terimalah Klien dengan ikhlas, pandangan mata yang elok dilihat, dengan ramah, suara yang rendah, dengan senyuman.
 Sikap menerima apa adanya tanpa ada sikap kekesalan, sikap tidak merasa senang pada Klien.
B. Mulailah  melakukan upaya Konseling
1. Bertanya khusus dengan pertanyaan terbuka.
  Pertanyaan  terbuka itu boleh dipahami sebagai pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih dari satu jawaban. Umpamanya: Bagai mana rasanya sudah sampai di sini ?, Bagai mana suasana dirimu pagi ini ?, dan seterusnya, begitulah arahnya
2. Mendengar secara aktif.
Kita Konselor harus khusus mendengarkan kalimat kalimat penyampaian dari Klien. Konselor harus  menghindar dari  melakukan sesuatu yang lain secara bersamaan, terkecuali menulis data data yang diperlukan yang didengar saat wawancara tentang kata kata yang terucap Klien.
3. Memberikan dorongan minimal agar siswa yang sedang disuguhi itu dapat terus mau berterus terang atau disebut membuka diri. Dorongan minimal itu: bisa memperlihatkan " mengangguk waktu orang berbicara ", bisa mengucapkan penggalan penggalan kata kata yang menyenangkan Klien sehingga Klien merasa sedang didengarkan, merasa sedang diperhatikan. Contohnya: " ya "; " oo ";  " begit yu ", dan lain lain.
4. Memberi keterangan dan penjelasan.
Keterangan dan penjelasan tentang masalah yang sudah disampaikan Klien, dan tentunya biar gambaran masalah itu lebih terang benderang untuk sama sama dipahami  bersama antara Klien dan Konselor.
5. Memberi nasehat
Konselor harus memberi nasehat yang berkenaan dengan masalah yang sedang diceritakan.
6. Merefleksikan ide
Ketika sedang  menasehati oleh Konselor, maka pada waktu itu juga ide dari Klien perlu dimintak. Bila mana ide ada dari Klien, maka ide itu harus diusahakan untuk dikembangkan agar Klien marasakan idenya itu diperkukan.
7.  Merefleksiken perasaan
Pada waktu pemberian nasehat, maka bila mana ada perasaan perasaan sedih, gembira, atau marah, maka suasana ini harus diperlihatkan Konselor rasa Empatinya (merasakan apa yg sedang dirasakan orang lain) dengan cara cara yang menyenangkan Klien.
8. Mengenali masalah Klien secara khusus dengan cara mengevaluasi baik buruknya bila mana kasus ini dibiarkan, dan apa manfaat luasnya bila mana masalah itu diselesaikan.
9. Merumuskan tujuan tujuan yang sedang menjadi target untuk dicapai/diwujudkan oleh Klien.  Bagus sekali bila mana tujuan itu  dirumuskan  bersama antara Klien dengan Klien
10, Melatih siswa/Klien untuk bertingkah laku seperti yang sudah termaktub dalam tujuan tujuan yg sudah dirumuskan bersama. Berlatih untuk berancang ancang melakukan sesuatu.
11. Membuat Kontrak dengan Klien/Siswa yang sedang dibantu untuk melaksakan kegiatan kegiatan yang sudah disetujui/dirumuskan bersama guna terwujudnya Peme ahan masalah.

TUGAS DI RUMAH
1. Mencari orang yang sedang mengalami kasus Pribadi, terutama kasus Kenakalan 
2. Berlatih melakukan WAWANCARA KONSELING dengan cara Membuat Videonya Berdurasi  10 sampai  20 menit.
3. Video dikirim via WA ke 082171171415 Paling lambat seminggu sesudah  ata KuLiah BK selesai DIUJIKAN.
11. 



      


1 comment:

TelU CampusLife said...

What approaches and techniques are commonly utilized in counseling to address and treat problems? greeting : Telkom University